Jumat, 26 September 2014

MY INFO

  • Nama                          : Urif Efendi
  • Tempat Tnggal Lahir    : Sumenep 16 May 1994
  • Alamat Asal                 : Sumenep Madura
  • Hoby                           : Sepak Bola Dan Musik
  • Moto Hidup                 : Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak.

UNIVERSITY MUHAMMADIYAH OF MALANG



 The University of Muhammadiyah Malang  was found in 1964 and initiated by the figure of Muhammadiyah Leadership in Malang. At the beginning the University of Muhammadiyah Malang (UMM) was affiliated with the University of Muhammadiyah Jakarta established by Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jakarta with the Deed of Notary R.Sihojo Wongsowidjojo in Jakarta No. 71 on June 19 1963. At that time the University of Muhammadiyah Malang had three faculties: Faculty of Economics, Faculty of Law, and the Faculty of Teacher Training and Education which included the Islamic Education Department. The three faculties obtained the registered status from Education and Culture Ministry, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, in 1966 by the Decree Number 68/B-Swt/p/1966 dated December 30 1966. On July 1 1968 the University of Muhammadiyah Malang officially separated from the University of Muhammadiyah Jakarta (UMJ). The management was separated by Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Malang by the Deed of Notary R. Sudiono No. 2 on July 1 1968. Furthermore, the Deed of Notary updated with the Notary G. Kamarudzaman No. 7 on June 6 1975 and updated again with the Deed of Notary Kumalasari S.H No. 026 on November 24 1988 and was registered in State Court Malang No. 88/PP/YYS/XI/1988 on November 28 1988. In 1968 UMM added the Faculty of Social Welfare which became affiliated with the Faculty of Social Welfare of UMJ. This became the fourth faculty at UMM. The Islamic Education Department enrolled as the Faculty of Islamic Studies (Faculty of Tarbiyah) which was under the protection of the Religious Ministry. In 1970 the Faculty of Tarbiyah obtained the same status as the State Islamic Institute (IAIN) from the Minister of Religious Decree Number 50 Year 1970. That same year the Faculty of Social Welfare also changed its name to the Faculty of Social Science and Social Welfare Department. In 1975 the Faculty of Social Science officially became independent (separated from UMJ) with the Registered Decree Number 002 A/1/1975 on April 16 1975. During the years 1977 to 1980 more faculties were added to UMM which included: the Faculty of Engineering in 1977, Faculty of Agriculture in 1980, and the Faculty of Animal Husbandry. From 1983 to 1993 UMM added new departments and improved the status of existing ones. In 1993 the University of Muhammadiyah Malang opened Post Graduate Programs such as Masters of Management and Masters of Sociology. Up to the academic year 1994/1995 the University of Muhammadiyah Malang had nine faculties and 25 departments for Graduate Programs, two Masters Programs and one Diploma Program (D3-Nursing). From 1983 to 1994 the most significant developments occurred. From then on the development of UMM was very impressive and included improving the status of departments, the improvement of administration, the addition of facilities and the enlargement and improvement of staff quality in administration and academic. In 2009 UMM merged the Faculty of Agriculture and Faculty of Animal Husbandry-Fishery which became the Faculty of Agricomplex in order to accord with the consortium of agriculture science. There are three available campuses to support the teaching-learning process: Campus I in Jl. Bandung No. 1, Campus II in Jl. Bendungan Sutami No. 188a and Campus III in Jl. Raya Tlogo Mas. To develop the quantity and quality of academic staff UMM employed young lecturers from various well-known universities in Java and improved the quality of the lecturers through funding for further studies both in Indonesia and abroad. Finally the University of Muhammadiyah Malang transformed into the university of choice for students owing to its hard work. UMM was recognized by Koordinator Kopertis Wilayah VII, through his speech at a Graduation of University of Muhammadiyah Malang on July 11 1992, that UMM had turned into a great university and had a prosperous future. By continuously improving the University of Muhammadiyah Malang it became proud but humble and was ready to face the future for “mencerdaskan kehidupan bangsa”- educating the people of the nation and “membangun manusia Indonesia seutuhnya” - developing the Indonesian people to be dignified and compatible with other countries.

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN


KRONOLOGIS HISTORIS SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

 

Kebudayaan manusia ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi secara cepat yang merupakan akibat peran serta pengaruh dari pemikiran filsafat Barat. Pada awal perkembangannya, yakni zaman Yunani Kuno, filsafat diidentikkan dengan ilmu pengetahuan. Maksudnya adalah antara pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan tidak dipisah, sehingga semua pemikiran manusia yang muncul pada zaman itu disebut filsafat. Pada abad Pertengahan, filsafat menjadi identik dengan agama, sehingga pemikiran filsafat pada zaman itu menjadi satu dengan dogma gereja. Pada abad ke-15 muncullah Renaissans kemudian disusul oleh Aufklaerung pada abad ke-18 yang membawa perubahan pandangan terhadap filsafat. Pada masa ini filsafat memisahkan diri dari agama, sehingga membuat orang berani mengeluarkan pendapat mereka tanpa takut akan dikenai hukuman oleh pihak gereja. Filsafat zaman modern tetap sekuler seperti zaman Renaissans, yang membedakan adalah pada zaman ini ilmu pengetahuan berpisah dari filsafat dan mulai berkembang menjadi beberapa cabang yang terjadi dengan cepat. Bahkan pada abad ke-20, ilmu pengetahuan, mulai berkembang menjadi berbagai spesialisasi dan sub-spesialisasi.
Ilmu pengetahuan pada awalnya merupakan sebuah sistem yang dikembangkan untuk mengetahui keadaan lingkungan disekitanya. Selain itu, ilmu pengetahuan juga diciptakan untuk dapat membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah. Pada abad ke-20 dan menjelang abad ke-21, ilmu telah menjadi sesuatu yang substantif yang menguasai kehidupan manusia. Namun, tak hanya itu, ilmu pengetahuan yang sudah berkembang sedemikian pesat juga telah menimbulkan berbagai krisis kemanusiaan dalam kehidupan. Hal ini didorong oleh kecenderungan pemecahan masalah kemanusiaan yang lebih banyak bersifsat sektoral. Salah satu upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan yang semakin kompleks tersebut ialah dengan mempelajari perkembangan pemikiran filsafat.

PERKEMBANGAN IT

Perkembangan IT di Indonesia

 Seiring berkembangnya zaman, sudah tak terasa kita telah hidup di zaman yang penuh dengan kecanggihan dan semuanya serba praktis. Semua orang berlomba-lomba untuk dapat menciptakan hal yang baru dan dapat mempermudah pekerjaanya. Termasuk juga di dalamnya adalah perkembangan IT yang berkembang sangat pesat di dunia, khususnya di negara kita tercinta, Republik Indonesia. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, dengan memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. informasi yang dimaksudkan adalah informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu, yang dapat digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan. Informasi ini juga harus bernilai strategis sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Sekarang ini peranan IT dalam keidupan manusia sudah semakin penting. Karena seiring dengan perkembangan IT tersebut manusia banyak melakukan pekerjaannya di depan komputer maupun dengan menggunakan handphone untuk komunikasi. Dengan adanya kemajuan teknologi semakin mempermudah pekerjaan manusia dan serasadunia ada di genggaman kita. Selain itu, perkembangan IT juga sangat cepat, sehingga harus selalu mengikuti perkembangannya.

IESP


Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang  (FE UMM) berdiri pada tahun 1964. Pada waktu itu, FE UMM hanya terdiri dari satu jurusan, yaitu Jurusan Ekonomi Perusahaan yang merupakan cabang dari Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta. Kondisi negara yang ada saat itu telah menyebabkan terjadinya kefakuman opreasional dan baru pada tahun 1977 diaktifkan kembali.
FE UMM mulai berkembang pesat seiring dengan perkembangan UMM pada dekade 1980-an. Hal ini dapat dilihat dari pembukaan jurusan-jurusan baru sebagai respon dalam menjawab semakin meningkatnya kebutuhan akan tenaga ahli di bidang ekonomi dan bisnistahun. pada tahun 1986 dibuka Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan
Spesifikasi jurusan ini di bidang industri dan keuangan perbankan serta perencanaan pembangunan. Jurusan ilmu ekonomi dan bisnis menekankan pada pembelajaran berbasis praktek laboratorium yang dilengkapi dengan mini bank syariah, mini bank konvensional, laboratorium komputer dan ketenagakerjaan, Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) serta sarana perpustakaan jurusan yang memadai.
 
Untuk  mencetak sumber daya manusia yang handal dalam bidang ekonomi dan bisnis, jurusan menawarkan minat/konsentrasi studi yaitu industri dan keuangan perbankan serta perencanaan pembangunan. Mahasiswa dibekali dengan berbagai pelatihan, seperti pelatihan analisis kredit, operasional bank, pasar modal, ekspor impor, bahasa inggris dan internet. Jurusan bekerjasama dengan beberapa instansi seperti Bank Jatim, BNI'46, BCA, Bank Mandiri Syari'ah, Bank Muamalat Indonesia, Pegadaian dan Pemkot/Pemkab untuk pemagangan mahasiswa.
 
Lapangan kerja yang bisa dimasuki lulusan jurusan Ilmu Ekonomi dan Bisnis seperti: Perbankan, Pegadaian, Asuransi, Leasing, Pasar Modal dan Lembaga pemerintah, BAPPEDA, Kantor Pajak, Kemenkeu, Kemendiknas, dan Perusahaan Swasta serta BUMN.

Rabu, 24 September 2014

Masakan Khas Sumenep Madura Paling Enak dan Wajib di Coba


Makanan Khas Madura - Siapa yang pernah ke madura pasti banyak yang tahu kalau masakan madura khususnya daerah sumenep terkenal akan keunikannya dan pasti enak, mantap, maknyus deh. Coba deh teman-teman. Kalau aku sih udah mengenal masakan ini mulai dari kecil, sejak tinggal bersama nenekku beberapa tahun di rumahnya yang ada di Sumenep karena orang tuaku sedang sibuk kerja di jawa. 
1. Soto Madura

Masakan Khas Sumenep Madura Paling Enak dan Wajib di Coba

Soto madura ini sangat beda sekali dengan soto jawa atau soto yang biasanya, kenapa? Ciri khasnya terletak pada kuah. Kuah pada soto biasa lainnya biasanya memakai santan. Tapi soto madura daerah sumenep kuahnya tidak memakai santan, tapi kuah yang lumayan jernih menurutku. Bukan hanya itu semua bahannya untuk soto ini haruslah digoreng dulu, bukan bahan mentah atau godokan. Lebih lengkapnya sih proporsi soto ini berupa lontong atau ketupat yang sudah dipotong lalu ditaburi bawang goreng, brambang goreng, cambah goreng, kentang goreng, bawang pri goreng, lalu ditambah kuah kaldu jernih yang bercampur daging ayam atau sapi. Soto ini biasanya dimakan dengan pelengkap kecap manis, sambal, dan jeruk nipis. Hmm yummy. Orang-orang madura suka memasak soto ini ketika merayakan hari raya ketupat atau idul adha. Tapi kalau keluargaku sih buatnya waktu hari raya idul fitri. Hehe. Enaknya gak kalah kog sama soto yang lainnya. 

2. Kaldu Daging

Masakan Khas Sumenep Madura Paling Enak dan Wajib di Coba

Kaldu sumenep juga lain dari kaldu-kaldu lainnya karena bahan dasarnya adalah kacang hijau. Unik khan? Iya kacang hijau ini yang biasa dibuat bubur kacang hijau di jawa, di madura penduduk setempat mengolahnya menjadi kaldu yang dicampur dengan daging. Uh enak banget tahuuu. Pasti ketagihan deh. Apalagi dagingnya itu kalau dirasain kaya steak yang di WSS tapi udah diirisin kecil-kecil. Anehnya aku yang gak suka makan kacang hijau seperti bubur atau isinya onde-onde, ternyata aku suka yang namanya kaldu ini. Lebih enak lagi kalau dimakan hangat-hangat, campur kecap, korket (gorengan singkong olahan madura) sama sambel. 
Masakan Khas Sumenep Madura Paling Enak dan Wajib di Coba
3. Apen Manis

Masakan Khas Sumenep Madura Paling Enak dan Wajib di Coba

Apen manis ini bentuknya ya seperti apen biasanya tapi penyajiannya disini berbeda. Apen madura ini disajikan dengan taburan gula aren putih cair yang kental. Apen ini kalau kalian ingin mencoba memakannya bisa mampir ke warung pinggir jalan yang ada di desa parsanga harganya murah banget beberapa bulan yang lalu sepiring kira-kira hanya 2000 isinya 5. Bisa buat pengganjal perut deh. Totemo oishii yo.

4. Rujak Madura

Masakan Khas Sumenep Madura Paling Enak dan Wajib di Coba

Rujak ini tidak bau seperti rujak cingur yang ada di jawa. Entah kenapa aku paling gak suka makanan-makanan yang baunya menyengat sekali seperti rujak cingur jawa, dan duren. Rujak madura rahasianya terletak pada petis. Orang madura tidak memakai petis hitam yang digunakan oleh orang jawa. Mereka membuat petis sendiri dari ikan atau udang. Yah namanya aja madura pulau kecil yang dikelilingi laut, tentu saja banyak bahan yang dapat dikelola menjadi sebuah olahan ikan seperti petis, terasi, ataupun garam. Bumbunya untuk membuat rujak madura juga simpel dan mudah yaitu petis satu-dua sendok, gula, garam, kacang goreng, cabe kecil, cuka diulek menjadi satu hingga tercampur rata. Setelahh itu jadi deh tinggal kita campur sama bahan-bahan yang kita suka seperti lontong, sayur, telor. Warnanya sih hampir mirip dengan bumbu pecel tapi rasanya beda bangetlah. Wajib dicoba deh.. baru kamu bisa komentar disini. Pokoknya enakan ini daripada rujak jawa menurutku. hehe

5. Sate Madura

Masakan Khas Sumenep Madura Paling Enak dan Wajib di Coba

Yang namanya sate asalnya dari madura. Ya jelas saja enak, beda dari daerah-daerah lain yang biasanya namanya aja madura. Sate madura itu cenderung tebel dagingnya, luarnya keras, tapi dalamnya lembut banget. Mantaaap, enak dan mudah dikunyah. Karena saking enaknya toko sate ini aja sempat mejeng di koran. Emang madura itu juaranya sate dah. 
Masakan Khas Sumenep Madura Paling Enak dan Wajib di Coba
Sumber: Pengalaman pribadi dan masakan favorit buatan mama dan nenek

Pinggir Papas Desa Budaya, Kaya Potensi Garam

rubrik profil desa potensi garam
Seperti yang telah disebut, bahwa asal-muasal garam tak bisa dipisahkan dari Desa Pinggirpapas. Kejadiannya bermula dari serangan Kerajaan Bali terhadap Keraton Sumenep yang pada waktu itu diperintah oleh raja kembar, yakni Pangeran Lor dan Pangeran Wetan. Keduanya merupakan putra dari Tumenggung Kanduruhan, Adipati Sumenep yang memerintah sejak tahun 1559-1562 menggantikan Raden Ario Wonoboyo atau Pangeran Seding Puri, cucu menantu Jokotole. Sedangkan Tumenggung Kanduruhan ini adalah putra Raden Fatah atau Sultan Abdul Fattah, Sultan Demak pertama.

Dalam buku Babad Sumenep karya Musaid atau Raden Werdisastra, serangan tersebut terjadi di kurun pertengahan abad keenam belas, sekitar tahun 1560-an. Saat itu serangan pertama Bali berhasil menggoyang pertahanan pasukan Sumenep, bahkan Raja Sumenep sendiri Pangeran Lor terluka parah hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
Sementara adiknya Pangeran Wetan yang waktu itu berkunjung Demak langsung kembali ke Sumenep ketika mendengar kabar tersebut. Dengan dibantu mertuanya Raja Pamekasan sekaligus Sampang, yakni Pangeran Bonorogo atau Kanjeng Kiyai Adipati Pramono, Pangeran Wetan berhasil meluluhlantakkan pasukan Bali, sekaligus menghabisi nyawa Raja Bali dan seluruh keluarganya, serta pembesar-pembesar lainnya.
Nah, sisa-sisa pasukan Bali yang kalah tersebut setelah diampuni menyingkir ke arah timur. Sebagian kecil menyingkir ke Desa Karangpanasan dan menetap di kampung Bhilla’an, dan sebagian besar menyingkir ke Desa Pinggirpapas. Di Desa Pinggirpapas ini mereka dijamin setia kepada Sumenep oleh seorang tokoh atau ‘ulama pendatang bernama Pangeran Anggasuta atau Syekh Onggosuto.
Menurut cerita, ia mendapat hibah tanah dari Pangeran Lor, Raja Sumenep, yakni Desa Pinggirpapas dan sekitarnya. Mengenai asal-usul Syekh Onggosuto banyak versi. Salah satu versi menyebutkan bahwa ia adalah saudara Pangeran Ujung Pangkah, Gresik. Pangeran Ujung Pangkah ini adalah putra Sunan Kulon atau Sunan Ali Sumodiro, Giri. Sedangkan Sunan Kulon adalah putra Sunan Giri (Ainul Yaqin), Gresik. Jika demikian Pangeran Onggosuto bersaudara juga dengan Nyai Gede Kedatun (ibunda Sunan Cendana Kwanyar, Bangkalan) dan Sunan Prapen (Sunan Giri II).
Terlepas dari berbagai versi tentang asal-usul Syekh Onggosuto, yang jelas ia merupakan orang berpengaruh sehingga bisa memberi jaminan kepada Raja Sumenep. Tak hanya itu, melalui beliau, pasukan Bali tersebut dikenalkan pada agama Islam dan berlanjut menjadi penganutnya. Setelah mendapat jaminan, seiring waktu pasukan Bali itu merasa resah. Pasalnya mereka tak punya keterampilan kecuali berperang, sehingga mereka pun kesulitan mendapatkan mata pencaharian.
Berdasarkan cerita tutur masyarakat setempat, akhirnya mereka menemui Onggosuto untuk memecahkan masalahnya. Oleh Onggosuto mereka disuruh menunggu, karena sang Syekh akan melakukan istikharah. Menurut petunjuk, Onggosuto diceritakan disuruh berjalan menuju pesisir pantai. Karena tanah di pantai bersifat lembek, maka jejak-jejak telapak Onggosuto terbentuk jelas. Jejak-jejak tersebut kemudian diisi air laut.
Beberapa hari kemudian, Onggosuto kembali mendapat petunjuk agar mendatangi pantai yang mencetak jejak-jejak kakinya. Nah, ketika sampai di sana, Onggosuto mendapati bekas tapak kakinya dipenuhi benda berwarna putih, yang selanjutnya dinamainya Buja (yang artinya, garam).
Onggosuto pun kemudian mendapat petunjuk juga mengenai cara mengolah garam yang kemudian diajarkannya pada penduduk atau para prajurit Bali. Mulai dari cara memetak tanah untuk ladang garam, dan juga cara memindah-mindah air laut. Singkat cerita, berita penemuan garam itu pun tersebar ke seluruh penjuru daerah, yang hingga kini masyarakat bisa memetik buah dari peninggalan Onggosuto itu.